Ini Kemampuan Fellou, Browser Agentic AI Pertama di Dunia

Fellou, Peramban berbasis AI pertama di Dunia

Saat ini kemampuan teknologi kecerdasan buatan (AI) sering kali diukur dari berapa banyak waktu yang dihemat. Namun, startup asal Silicon Valley bernama Fellou justru menawarkan perspektif berbeda. Sang pendiri sekaligus CEO Fellou Dominic Xie menilai efisiensi waktu tidak bisa menjadi tolok ukur kemampuan AI.

“Manfaatnya sesungguhanya dari AI ada pada kemampuannya menjadi cognitive lever yang mampu memperluas cara kita berpikir, berkreasi, dan menyelesaikan masalah kompleks,” katanya seperti dikutip Tech Crunch.

Filosofi itulah yang melahirkan Fellou CE (Concept Edition), peramban berbasis AI buatan Fellou. Peramban ini bukan hanya mampu membuka halaman web, tetapi juga menyelesaikan tugas digital kompleks lintas aplikasi. Dengan kata lain, peramban ini tidak cuma menampilkan informasi, namun juga mengambil alih pekerjaan digital.

Tiga Pilar Utama Fellou

Menurut Xie, Fellou hadir dengan visi bagaimana jika browser bisa menjadi mitra yang bisa memahami maksud pengguna dan bertindak bersama untuk mewujudkannya. Bayangkan skenario sederhana. Alih-alih menghabiskan waktu seharian mencari lowongan kerja, pengguna cukup memberi perintah. “analisis profil LinkedIn saya, temukan 10 posisi Head of Product di San Francisco, lalu lamar dengan CV di desktop saya,” ujarnya.

Fellou bukan hanya menampilkan daftar tautan. Agen AI itu akan menavigasi situs, mencocokkan keahlian dengan syarat pekerjaan, membuka file lokal, hingga mengirimkan lamaran. Yang terpenting, proses itu tidak berjalan seperti “kotak hitam.” Peramban Fellou tetap memberi kendali penuh agar pengguna bisa menyetujui atau mengubah setiap langkah. Hasilnya, peran manusia bergeser dari “melakukan pekerjaan” menjadi “mengendalikan hasil.”

Inovasi Fellou berfokus pada Seamless Continuum of Experience, sebuah konsep baru yang mendorong interaksi manusia dan komputer. Konsep Fellou itu memiliki tiga pilar utama yaitu:

1. Interaction Continuum. Peramban yang mampu memahami konteks percakapan alami, bukan sekadar perintah kaku.

2. Task Continuum. Fellou mampu mengelola alur kerja berbasis tujuan, bukan langkah manual kecil.

3. Memory Continuum History. Peramban Fellou mampu menggabungkan interaksi, cache, hingga catatan digital pengguna ke dalam satu lapisan memori terpadu yang disebut Agentic Memory.

Dengan pilar itu, Fellou tidak lagi sekadar alat melainkan co-pilot digital. Xie menyebut era chatbot sebagai momen “hello, world!” untuk AI. Namun, era Agen adalah momen “saatnya AI bekerja.”

Saat ini Fellou juga sudah meraih lebih dari 1 juta pengguna dengan tingkat keberhasilan menyelesaikan tugas kompleks 80 persen lebih tinggi dari pesaing.

Mewujudkan Ekosistem AI Terbuka

Xie sendiri memiliki ambisi yang panjang dan tidak hanya mengembangkan peramban Fellou CE. Fellou juga mengembangkan Agent Studio yang akan menjadi wadah khusus para pengembang dalam membangun, berbagi, dan memonetisasi agen AI khusus.

Dengan Agent Studio, Fellou akan menghasilkan ekosistem kecerdasan terdistribusi, di mana semua orang dapat memiliki kreativitas yang dulunya hanya dimiliki segelintir jenius. Tak hanya itu, Fellou juga berkomitmen meningkatkan privasi dengan pendekatan local-first dan memastikan data sensitif pengguna tetap berada di perangkat pribadi.

Fellou CE menawarkan beberapa fitur penting yaitu Agentic Memory yang berasal dari pilar Memory Continuum. Kalau biasanya peramban, chat AI, atau aplikasi punya memori terpisah-pisah (browser cache, riwayat chat, catatan cloud, file lokal), Fellou menghubungkannya menjadi satu lapisan memori terpadu sehingga AI bisa mengingat, memahami konteks, dan menyambungkan informasi lintas aplikasi & interaksi sebelumnya.

“Semua ini dirancang agar browser benar-benar berperan sebagai mitra cerdas, bukan sekadar jendela Internet,” kataya.

Fitur terbaru lainnya adalah Transparent Sparks Usage. Sebagai informasi, Fellou menggunakan “Sparks” sebagai semacam kredit/energi digital untuk menjalankan perintah AI. Jadi setiap kali Anda meminta Fellou melakukan tugas (misalnya menganalisis 10 lowongan kerja, bikin laporan data, atau generate dokumen), akan ada biaya dalam bentuk Sparks.

Dengan Transparent Sparks Usage, Fellou akan memberi perkiraan jelas berapa banyak Sparks yang akan dipakai sebelum menjalankan perintah. Hal itu membuat pengguna tidak kaget atau merasa boros, karena sudah mengetahui estimasi biaya eksekusi AI sebelum menyetujui.

Fitur ketiga adalah Scheduled Task Execution. Fitur itu memungkinkan Fellou menjadwalkan tugas digital agar berjalan otomatis di waktu tertentu. Misalnya, Setiap Senin pukul 08:00, Fellou otomatis cek 20 artikel baru di jurnal riset kimia, lalu buat rangkuman PDF untuk Anda. Atau setiap hari jam 9 pagi, Fellou mengecek email penting, filter yang relevan, lalu menyusunnya dalam ringkasan harian. Jadi pengguna tidak perlu mengulang pekerjaan rutin manual. Fellou akan melakukannya sesuai jadwal.

“Kami percaya bentuk terbaik simbiosis manusia dan komputer adalah kemitraan, di mana AI membantu kita merebut kembali fokus dan keberanian untuk mengejar ide-ide besar,” pungkas Xie.

 

Baca Juga