Cisco Systems memulai tahun fiskal baru ini dengan optimisme tinggi. Perusahaan jaringan asal AS itu memproyeksikan pendapatan kuartal pertama antara USD14,65–USD14,85 miliar, mengalahkan prediksi analis di USD14,62 miliar.
Hal itu disebabkan lonjakan permintaan infrastruktur AI dari raksasa cloud seperti Microsoft, Amazon, dan Google yang sedang membangun pusat data baru untuk memenuhi ledakan kebutuhan komputasi AI. “Di lingkungan belanja perusahaan, ada peningkatan belanja untuk memperkuat infrastruktur demi mengakomodasi AI. Ini bisa menjadi pendorong pertumbuhan baru, terutama karena Cisco memiliki kehadiran yang kuat di pasar enterprise tradisional,” kata (Analis Edward Jones David Heger).
CEO Cisco (Chuck Robbins) mengungkapkan pesanan infrastruktur AI mencapai USD800 juta pada kuartal keempat, sehingga total tahun fiskal 2025 menembus USD2 miliar dua kali lipat dari target awal. “Kami melihat peluang besar di bidang AI kedaulatan, di mana negara membangun pusat data AI sendiri. Cisco akan menjadi penyedia inti untuk proyek-proyek pembangunan klaster pelatihan dan inferensi AI berskala besar ini, serta menjadi bagian integral dari pengembangan dan perluasan hiperscale,” kata Robbins seperti dikutip Reuters.
Selain menggandeng Humain, perusahaan AI milik pemerintah Arab Saudi, Cisco juga akan membangun solusi digital untuk infrastruktur teknologi informasi pemerintah Bahrain.
Pada kuartal lalu, pendapatan Cisco tercatat USD14,67 miliar melampaui ekspektasi pengamat. Pertumbuhan pesanan produk jaringan bahkan mencatat dua digit, terutama dari sektor webscale, switching, enterprise routing, IoT industri, dan server.
Dengan tren investasi AI yang belum menunjukkan tanda-tanda melambat, Cisco tampaknya berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemain kunci di era pusat data supercanggih bertenaga AI.