IBM kembali memamerkan kekuatannya di dunia kecerdasan buatan (AI) lewat deretan inovasi terbaru di ajang TechXchange 2025 di Orlando, AS.
Bruno Aziza (Wakil Presiden Strategi Data, AI, dan Analitik IBM) mengatakan, IBM berkomitmen membawa AI dari sekadar eksperimen menuju penerapan nyata di seluruh lapisan infrastruktur digital dari software, cloud, hingga mainframe.
“Ada lebih dari 300 sesi pelanggan di acara ini menunjukkan bagaimana sistem agentic AI IBM sudah digunakan di lapangan,” katanya.
Satu Orkestrasi Cerdas
Di tengah persaingan sengit di industri AI, IBM tampil beda dengan mengedepankan solusi berbasis agentic AI. Agentic AI adalah sebuah sistem AI yang bisa bertindak otomatis, berkoordinasi, dan mengambil keputusan sendiri sesuai konteks perintah yang ia terima.
“Pendekatan IBM berpusat pada orkestrasi lintas platform, bukan solusi yang terpisah-pisah. Kami memikirkan bagaimana semua agen AI yang dibangun di berbagai platform bisa saling berkomunikasi dan beroperasi secara terukur,” jelasnya.
Salah satu andalan terbaru IBM adalah watsonx Orchestrate, platform yang memiliki lebih dari 500 agen AI. IBM watsonx Orchestrate memungkinkan perusahaan membuat “agen-agen AI” yang bisa mengambil tugas rutin manusia dan menjalankannya secara otomatis. Contohnya, agen HR bisa menyeleksi CV dan mengatur jadwal wawancara tanpa intervensi manusia.
Solusi IBM watsonx Orchestrate itu sangat relevan bagi industri yang kekurangan tenaga ahli seperti manufaktur, keuangan, energi, dan kesehatan. “Keuntungannya, karyawan bisa fokus ke pekerjaan bernilai tinggi. Sedangkan, AI menangani pekerjaan berulang,” katanya seperti dikutip SiliconAngle.
IBM watsonx Orchestrate juga menjawab tantangan perusahaan di area data silo, ketika data tersebar di berbagai sistem. Caranya dengan menjadikan IBM watsonx Orchestrate ini sebagai tool-agnostic yang bisa bekerja dengan hampir semua software yang sudah ada, seperti Microsoft 365, Salesforce, SAP, hingga sistem internal.
IBM AgentOps, Sang Pengawas
Solusi lain yang ditawarkan IBM adalah AgentOps, sebuah lapisan pengawasan cerdas yang memantau siklus hidup agen AI secara real-time agar aman, patuh, dan transparan.
AgentOps mampu memantau apa yang dilakukan tiap agen, keputusan apa yang diambil, serta apakah perilakunya sesuai kebijakan perusahaan. Kalau ada penyimpangan, sistem AgentOps bisa memberi peringatan atau langsung menghentikan eksekusi agen. Dampaknya, AI bisa berjalan dengan aman, transparan, dan sesuai regulasi (compliance-ready).
Untuk mempercepat pengembangan, IBM juga memperkenalkan Agentic Workflows yang memudahkan developer maupun pengguna bisnis membuat agen AI sendiri tanpa harus jadi pakar teknis.
Agentic Workflows itu seperti “dirigen” yang mengorkestrasi banyak agen AI lintas platform agar bekerja serempak dan saling memahami konteks. Dampaknya, alur kerja antar-divisi jadi sinkron dan efisien tanpa harus migrasi sistem besar-besaran.
Mainframe Masuk Era Agentic AI
IBM juga membawa kemampuan agentic AI ke dalam sistem mainframe legendarisnya IBM Z melalui integrasi watsonx Assistant for Z.
Dengan agentic AI, sistem IBM Z kini tidak sekadar menjalankan instruksi, tetapi juga mampu memahami konteks, membuat keputusan, dan mengeksekusi tindakan tanpa campur tangan manusia. “Teknologi ini memungkinkan workflow operasional di mainframe menjadi lebih cepat, akurat, dan efisien,” ucapnya.
IBM memanfaatkan kekuatan watsonx Assistant for Z untuk menghadirkan AI agents yang mampu menjawab pertanyaan teknis, mendiagnosis masalah sistem, memberikan rekomendasi perbaikan, hingga menjalankan tindakan otomatis seperti troubleshooting dan maintenance.
“Dengan agentic AI, kami tidak hanya membuat AI yang menjawab, tapi AI yang melakukan. Inilah evolusi dari sistem cerdas menjadi sistem otonom,” katanya.
Kehadiran IBM watsonx Assistant for Z sangat penting bagi industri yang masih mengandalkan sistem mainframe seperti perbankan, asuransi, telekomunikasi, dan pemerintahan.
Aziza mengatakan kehadiran agentic AI adalah transformasi menyeluruh di perusahaan besar yang mengandalkan mainframe. Kini sistem inti bisnis perusahaan dapat beradaptasi secara otonom, mengoptimalkan performa, dan mengurangi beban manusia dalam pengelolaan data raksasa.
“Dengan kata lain, mainframe kini bukan hanya kuat, tapi juga cerdas,” ujarnya.
Hal itu dikarenakan agentic AI dapat menjalankan tugas administratif atau pemantauan sistem secara otomatis, sehingga tim IT bisa fokus ke inovasi strategis.
Dengan agent AI yang selalu aktif, sistem bisa segera mendeteksi dan memperbaiki gangguan sebelum berdampak besar pada layanan pelanggan. Yang tak kalah penting, AI mengurangi risiko human error dalam pengelolaan data dan sistem yang kompleks.
Inovasi di IBM Z melengkapi ekosistem watsonx yang terdiri dari watsonx Orchestrate, watsonx Code Assistant, dan watsonx Governance. Dengan pendekatan itu, IBM menjanjikan enterprise AI yang terintegrasi penuh, aman, dan siap menangani misi kritikal bisnis.