Adobe: AI Bakal Genjot Belanja Online Naik Drastis Akhir Tahun 2025

Musim belanja akhir tahun 2025 di Amerika Serikat (AS) nanti diprediksi akan jadi yang paling digital sepanjang sejarah.

Adobe Analytics melaporkan nilai transaksi belanja online selama musim liburan kali ini akan menembus USD253,4 miliar, naik 5,3 persen dibanding tahun lalu. Adobe membuat proyeksi itu berdasarkan analisis terhadap lebih dari 1 triliun kunjungan ke situs ritel AS, mencakup 100 juta produk di 18 kategori berbeda.

Sebagai informasi, perangkat analitik Adobe digunakan oleh sebagian besar dari 100 pengecer online terbesar di AS. Hasilnya, data ini cukup mencerminkan gambaran nyata perilaku belanja digital masyarakat AS.

Diskon, Mobile, dan AI Jadi Pendorong Utama

“Yang mendorong penjualan musim liburan tahun ini adalah permintaan konsumen terhadap diskon besar, ketika produk akan didiskon rata-rata 28 persen dari harga aslinya,” tulis laporan Adobe seperti dikutip Tech Crunch.

Selain perburuan diskon, faktor lain yang mendongkrak angka transaksi belanja adalah penggunaan layanan AI untuk membantu belanja dan skema buy now, pay later (BNPL). Adobe memperkirakan Cyber Monday tetap menjadi hari belanja online terbesar, naik 6,3 persen secara tahunan hingga mencapai USD14,2 miliar.

Black Friday juga diprediksi naik 8,3 persen ke USD11,7 miliar. Untuk Thanksgiving Day, konsumen AS akan menghabiskan USD6,4 miliar, naik 4,9 persen dibanding tahun sebelumnya.

Ledakan Belanja Berbasis AI

Menariknya, Adobe memprediksi lonjakan 520 persen dalam lalu lintas AI selama musim liburan tahun ini, terutama 10 hari menjelang Thanksgiving.

Fenomena itu mengikuti tren 2024, di mana trafik ke situs ritel AS yang datang dari layanan AI naik 1.300 persen dibanding tahun sebelumnya.

Adobe menjelaskan bahwa sebagian besar konsumen akan menggunakan generatif AI untuk riset sebelum berbelanja. Dari survei terhadap 5.000 konsumen AS, sebanyak 53 persen tertarik memanfaatkan layanan AI untuk mencari produk.

Sementara itu sebanyak 40 persen konsumen akan menggunakan AI untuk mendapatkan rekomendasi, 36 persen untuk mencari promo dan penawaran terbaik, dan 30 persen untuk mendapatkan hadiah.

Adobe memperkirakan penggunaan AI paling tinggi terjadi di kategori mainan, elektronik, perhiasan, dan perawatan pribadi.

Tren belanja online lewat smartphone juga makin mendominasi. Adobe memproyeksikan belanja online lewat smartphone akan menyumbang 56,1 persen dari total transaksi online, naik dari 54,5 persen tahun lalu dan 51,1 persen pada 2023.

Apalagi dengan hadirnya smartphone berlayar besar dan layar lipat akan membuat pengalaman belanja makin nyaman.

Tren lain yang tak kalah kuat adalah skema pembayaran “buy now, pay later”. Adobe memperkirakan skema itu akan menyumbang USD20,2 miliar dari total transaksi online, naik 11 persen dari tahun lalu yang hanya USD2 miliar.

Khusus di Cyber Monday, skema pembayaran BNPL akan mencetak rekor baru dengan transaksi mencapai USD1,04 miliar, naik 5 persen dari tahun sebelumnya.

Media Sosial dan Kategori Terpopuler

Peran media sosial juga semakin kuat. Iklan di platform sosial akan mendorong kenaikan pendapatan online sebesar 51 persen dari tahun lalu jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan 5 persen pada 2024.

Adapun tiga kategori belanja terpopuler di musim liburan 2025 versi Adobe adalah:

1. Elektronik: USD57,5 miliar (naik 4 persen YoY)

2. Pakaian: USD47,6 miliar (naik 4,4 persen YoY)

3. Furnitur: USD31,1 miliar (naik 6,5 persen YoY)

Musim belanja akhir tahun ini bukan hanya tentang berburu diskon besar, tapi juga momen bersejarah bagi pergeseran perilaku konsumen. Berkat AI, kini belanja online makin terasa seperti punya asisten pribadi virtual di ujung jari.

Baca Juga