Singapura resmi menjadi negara pertama di Asia yang mengimplementasikan solusi agentic AI (agen AI) di sektor pemerintah. Melalui kemitraan strategis dengan Google, sejumlah lembaga publik Singapura akan menggunakan kemampuan Generative AI berbasis Google Gemini.
Hal itu menandai babak baru dalam pemanfaatan AI yang mampu mengambil keputusan dan bertindak secara mandiri.
Adapun lembaga yang akan memanfaatkan Gemini adalah GovTech Singapore, Home Team Science & Technology Agency (HTX), dan Centre for Strategic Infocomm Technologies (CSIT). Kemitraan itu memungkinkan Pemerintah Singapura mengembangkan menerapkan Agentic AI sambil menjaga keamanan data publik tetap berada di dalam infrastruktur nasional.
Dalam pernyataannya, Google mengungkapkan pemerintah Singapura menjadi yang pertama di Asia dan di dunia yang menerapkan teknologi tersebut.
Kemintraan Pemerintah Singapure dan Google memang sudah terjalin cukup erat. Pada 28 Agustus 2025 kemarin, GovTech Singapura juga mengumumkan ketersediaan Google Agentspace, platform Google Cloud untuk membangun, mengelola, dan menerapkan agen AI bagi sejumlah pejabat publik.
Melalui platform itu, GovTech Singapura juga dapat mencari informasi lintas aplikasi kerja, mengotomatisasi tugas kompleks dengan agen AI bawaan Google, bahkan membuat agen AI sendiri. Akan tetapi, administrator IT tetap memiliki kontrol penuh atas akses dan aktivitas sistem serta memastikan seluruh penggunaan sesuai dengan kebijakan keamanan data.
Selain itu, GovTech, Cyber Security Agency (CSA), dan Infocomm Media Development Authority (IMDA) juga menyiapkan sandbox untuk menguji dan menyempurnakan solusi agentic AI sebelum diterapkan lebih luas.
Project Mariner dan Langkah Eksperimen
Sebagai bagian dari kemitraan itu, lembaga-lembaga di bawah Kementerian Informasi dan Pengembangan Digital (MDDI) akan mendapat akses awal ke Project Mariner, kemampuan komputasi berbasis Gemini API yang memungkinkan AI bernalar, merencanakan, dan bertindak mewakili pengguna.
“Instansi pemerintah akan memiliki kesempatan untuk menguji dan mengevaluasi kapabilitas agentic terbaru. Kami juga akan memperhatikan risiko, mengembangkan langkah mitigasi, dan berbagi pembelajaran dengan komunitas praktisi AI di Singapura,” ujar Menteri Digital Josephine Teo dalam acara peluncuran tersebut seperti dikutip Govinsider.Asia.
Pemerintah Singapura dan Google akan terus mengevaluasi, menyempurnakan penerapan agentic AI, menyusun rekomendasi kebijakan dan tata kelola penggunaannya di sektor publik.
Selain itu, GovTech Singapura juga memperkenalkan kemampuan AI baru di platform Government on Commercial Cloud (GCC).
Langkah Singapura itu bukan yang pertama dalam eksplorasi AI. Sebelumnya, lembaga kesehatan digital nasional Synapxe juga berkolaborasi dengan OpenAI mengembangkan aplikasi Health Hub yang lebih cerdas.
Menteri Teo mengatakan potensi agentic AI dalam sektor publik sangat besar mulai dari meningkatkan produktivitas hingga mempermudah pengalaman warga dalam mengakses layanan pemerintah.
“Bagi dunia usaha, proses perizinan bisa menjadi lebih sederhana. Kini agentic AI dapat menjadi kontak tunggal yang membantu memahami proses dan menjadwalkan langkah berikutnya,” ujarnya.
Dalam bidang layanan sosial, agentic AI juga dapat membantu individu menemukan program bantuan yang sesuai dan menangani administrasi. Hal itu membuat pekerja sosial dapat lebih fokus pada konseling dan membangun hubungan dengan masyarakat.
Singapura juga tetap menggunakan sandbox untuk memastikan setiap solusi diuji dengan aman sebelum diadopsi luas.
“Seperti halnya semua teknologi baru, kami harus terlebih dahulu memahami bagaimana teknologi bekerja dan kesalahan apa saja yang bisa terjadi,” ujarnya.
Dengan inisiatif agentic AI, Singapura akan menekankan pentingnya tata kelola, pengawasan manusia, dan akuntabilitas yang jelas dalam penerapan AI. Singapura juga akan memberikan panduan kepada pejabat publik dan warga supaya dapat menggunakan agen AI secara aman dan bertanggung jawab.